Kamis, 20 Oktober 2011

Ban Racing Untuk Harian


Kompon cepat habis

Ban balap alias racing enggak selamanya cocok untuk harian. Beragam tipe yang ditawarkan malah merugikan pengguna harian. Tapi, ada rumusan memilih ban racing skubek di luar balapan.

“Pilih yang intermediate. Cirinya kembangannya banyak. Jangan pilih yang kembangan sedikit, apalagi yang slick, berbahaya,” ujar Dodiyanto dari Marketing New Development Division PT Gajah Tunggal, Tbk., produsen ban IRC, Tangerang.

Pastinya, ban racing untuk daily use bisa berhadapan dengan kondisi aspal yang beragam dibanding aspal di trek balapan. Ada yang sudah aspalnya bagus, berpasir, ada genangan air, sampai mengandung beton.

“Patern atau kembangan fungsinya membuang air. Seandainya ban racing yang ada kembangan dipakai pas hujan jadi enggak licin. Berbeda kalau ngarahnya ban slick,” beber Riza, Marketing Development Manager PT Suryaraya Rubberindo Industries, pabrikan karet bundar FDR, Cileungsi, Jawa Barat.

Kerugian akan dirasakan kalau lebih memilih ban racing skubek paternnya sedikit, malah mengarah ke slick alias botak. Seandainya hujan, apalagi sampai air menggenang  yang kembangannya sedikit, air jadi penghambat. “Akan licin. Bahaya jadinya,” pasti Riza.

Ada lagi yang bisa merugikan skubekers harian kalau menggunakan ban racing compound. Usia pakainya jauh lebih pendek dibanding karet bundar yang memang untuk harian. Alasannya jelas kok karena compound kompetisi sangat lembek supaya mendapatkan traksi maksimal ke aspal.

“Karena compoundnya lembut ban racing jadi cepat habis. Seandainya ban harian bisa dipakai 1 tahun, ban racing paling lama 2 bulan untuk jarak yang sama dengan harian,” ungkap Dodi.