Kamis, 20 Oktober 2011

Gas Spontan Punya SE Paling Singkat


Lebih singkat biar nggak gampang capek

Gas spontan alias grip gas ala racing lebih dikenal di motor balap. Hanya saja, peranti ini belum tentu bisa bikin motor cepat. “Tapi, cuma mempersingkat putaran grip gas,” ulas Teddy Gustiar, mekanik tim motorcross AHRS Cargloss di bawah naungan juragan Asep Hendro.

Prinsip kerja gas spontan dan grip standar enggak beda jauh. Menarik skep di dalam karbuartor. Cuma gas spontan lebih singkat, supaya rider tak harus bejek gas sampai telapak tangan ditekuk ke bawah. Jadi enggak pegal deh.

Ciri yang membedakan antara gas spontan dan biasa, diameter plastik pemutar tali gas. Punya gas spontan lebih besar, sehingga jarak penarikan skep atau pelintir gasnya tak harus dalam. “Paling cuma ¼ putaran dari standar yang harus putar grip sekitar ½ putaran. Baru deh piston skep karbu mentok,” lanjut pria tinggal di Kelapa Dua (akses UI), Depok.

Kenapa lebih singkat? Logikanya semakin besar diameter, keliling lingkaran gede. Sehingga menggulung tali gas lebih cepat. Seperti kita main layang-layang, kalau gulungan benang diameternya gede, lebih cepat menggulungnya.

Karena bentuk gulungan itu melingkar, maka rumusnya keliling lingkaran. Yaitu K = π x d. Di mana K = Keliling lingkaran, d = diameter gulungan dan π adalah ketetapan internasional yang besarannya adalah = 3,14.

Misal diameter gas spontan 4,3cm, sedang grip gas biasa diameternya 3,5cm. Setelah dihitung, lalu hasil keduanya dikurangi. Akan terlihat berapa selisihnya. Untuk grip gas spontan: r = π  x d = 3,14 x 4,3cm = 13,502cm. Sedang grip gas biasa: r = π  x d = 3,14 x 3,5cm = 10,99cm. Lalu dikurangi 13,502–10,99 = 2,512cm ini adalah selisihnya.

Tapi ingat, dari semua produk gas spontan di motor balap terbukti masih ada yang lebih singkat. “Biasanya dipakai di motor special engine (SE), lantaran diameter plastic penarik kabel gasnya lebih besar dari lainnya,” imbuh Teddy yang juga turun di kelas executive A dan pernah main grasstrack.